Minggu, 17 April 2011

Keberhasilan Belajar Mengajar


Pengertian Keberhasilan
Dalam pengertian keberhasilan belajar mengajar yang dijelaskan dalam kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan operasional keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri sebagai berikut :
- Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
- Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
- Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensional mengantarkan materi tahap berikutnya.
Ketiga ciri keberhasilan belajar di atas, bukanlah semata-mata keberhasilan dari segi kognitif, tetapi harus melumat aspek-aspek lain, seperti aspek afektif dan psikomotorik. Pengevaluasian salah satu aspek saja akan menyebabkan pengajaran kurang memiliki makna yang bersifat komprehensif.

Alat Penilaian Keberhasilan Belajar Mengajar
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui test prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, test prestasi belajar dapat digolongkongkan pada beberapa jenis penilaian, yakni :

Tes Formatif
Tes formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada bahan tertentu dan dalam waktu tertentu pula.

Tes Sub-Sumatif
Tes sub-sumatif meliputi jumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Hasil tes sub-sumatif dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dapat diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.

Tes Sumatif
Tes sumatif diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah.


Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar sebagai Bentuk Penilaian Keberhasilan
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat sekarang ini, maka peran utama gugu di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Lalu apakah dalam kondisi sekarang ini, sejalan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang terus berkembang, sumber belajar maupun informasi yang semakin banyak mudah didapat, maka peran guru akan hilang begitu saja ?
Namun demikian, seperti halnya peran guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan IPTEK, peran guru akan tetap diperlukan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas tadi, yaitu tentang alat penilaian keberhasilan belajar mengajar, itu hanya sebagian besar ditujukan untuk siswa/anak didik. Sedangkan sebagai alat penilaian keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran, maka sudah seharusnya guru kurang lebihnya harus mempunyai tujuh peran dalam proses pembelajaran , diantaranya sebagai berikut :

1. Guru sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sebagai sumber belajar, seorang guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa.

2. Guru sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator harus bisa memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Peran guru disini yaitu harus memahami berbagai jenis media pembelajaran yang dituntut harus mempunyai keterampilan/kemampuan.

3. Guru sebagai Pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Sepertihalnya organisasi yang tidak terlepas dari manajemen, peran guru juga harus seperti itu demi menciptakan proses pembelajaran yang kondusif.

4. Guru sebagai Demonstrator
Peran ini adalah peran yang untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.

5. Guru sebagai Pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan ini bisa dilihat dari adanya perbedaan, baik dari segi fisik maupun kemampuan. Yang pada proses pembelajarannya siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan yang bervariatif. Maka disinilah peran seorang guru harus bisa membimbing agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimiliki siswa tersebut.



6. Guru sebagai Motivator
Tarap pencapaian keberhasilan siswa maksimal atau tidaknya tergantung dari motivasi yang diberikan guru kepada siswanya.

7. Guru sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Peran ini sebagai bentuk penilaian untuk guru maupun siswa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan belajar bukanlah yang berdiri sendiri, melainkan banyak faktor yang mempengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Berbagai faktor dimaksud di antaranya adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, dan evaluasi.

1. Tujuan
Tujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainnya, dan sebaliknya.

2. Guru
Performance guru dalam mengajar banyak dipengaruhi banyak faktor seperti tife kepribadian, latar belakang pendidik, pengalaman dan yang tak kalah pentingnya berkaitan dengan pandangan filosofis guru terhadap murid.
Pandangan guru terhadap anak didik mempengaruhi kegiatan mengajar guru di kelas. Guru yang memandang anak sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan atau laksana kertas kosong akan banyak menggunakan pendekatan metode yang teacher-centered, bukan pendekatan student-centered. Sebab, murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi apapun.




3. Peserta Didik
Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah sistem belajar di kelas. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola, diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan potensi peserta didik maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

4. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar anak didik terpenuhi. Guru dengan gaya mengajarnya berusaha mempengaruhi gaya dan cara belajar anak didik. Gaya mengajar menurut Muhammad Ali (1992), dapat dibedakan ke dalam empat macam yaitu, gaya mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi dan gaya mengajar interaksional .

5. Evaluasi
Bahan ajar dalam kurikulum harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan biasanya menjadi rujukan pembuatan item-item soal evaluasi. Guru membuat perencanaan evaluasi secara sistematik dengan menggunakan alat evaluasi yang tepat.
Evaluasi yang valid (sahih) bukan saja memberikan informasi prestasi sisa dalam mencapai tujuan tetapi memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.

1 komentar: